Saturday, September 19, 2009

JADI SUKARELAWAN TRIKORA III ( 3.6 )

Sejak kecil aku sudah tertarik dengan militer. Aku kagum melihat penampilan serdadu-serdadu di kampung kami. Topi baja, seragam hijau, sepatu lars, granat-granat bergelantungan dan kantong-kantong peluru melilit pinggang, tempat air serta senjata mereka.

Aku pernah melihat foto-foto kakakku ketika masih di KNIL dan kemudian dalam seragam mobrig. Aku mengaguminya. Bersama teman-temanku waktu kecil, kami sering bermain perang-perangan. Dan setiap ada bunyi kapal terbang melintas tinggi di angkasa selalu kutatapi sampai menghilang. Kekagum-anku sering kutuangkan pada saat menggambar bebas. Aku senang membuat gambar prajurit.

Ketika para siswa SMP diberi kesempatan mengi-kuti latihan P3R (PendidikanPendahuluan Perlawanan Rakyat) aku mendaftar. Kesatuan kami berani mengikuti pertandingan baris-berbaris bersaing dengan GPST dan peleton-peleton pasukan para militer PKD (Pagar Keamanan Desa) di Poso. Demikian pula ketika keluar Tri Komando Rakyat dari Presiden Sukarno untuk merebut Irian Barat, aku ikut mendaftar sebagai sukarelawan. Berhari-hari kami dari berbagai siswa SMA Poso mengikuti latihan baris-berbaris, teknik bela diri, perkelahian sangkur dan teknik tempur yang diberikan oleh para bintara TNI.

Latihan kami dianggap telah cukup. Kami disuruh selalu menunggu dan bersiap-siap untuk dibagikan perlengkapan kemudian ditugaskan. Tidak lama kemudian kami dikumpulkan di markas Putepra (Pusat Pertahanan Rakyat) dan diberi tahu telah tercapai persetujuan penyerahan Irian Barat dan kami boleh bubar. (Kutipan dari Buku "Perjuangan Hidup").

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *