Tuesday, September 22, 2009

NASRANI SAHABAT TERDEKAT MUSLIM ? (2)

Karena itu sungguh disayangkan adanya aksi anti pemurtadan yang melakukan intimidasi terhadap orang-orang yang telah atau akan beralih agama sesuai suara hatinya sendiri tanpa paksaan. Sebab agama sebagai hak azasi setiap orang, menyangkut keselamatan jiwanya sendiri di akhirat. Setiap orang akan menanggung sendiri resiko dari pilihannya.

Kalau seseorang memaksa orang lain menganut agama yang tak diyakininya atau melarangnya meninggalkan agama yang tak diyakininya lagi lalu ingin memeluk agama lain, - dapatkah si korban mengklaim orang yang memaksanya bila ternyata di akhirat nanti pilihan yang dipaksakan itu salah ? Atau akankah si pemaksa bertanggung jawab atas jiwa orang yang dipaksanya ? Nabi Muhammad sendiripun tak dapat menjamin keselamatan jiwa seorang pun, bahkan untuk puterinya sendiri, Fatimah.

Sir Thomas Arnold dalam ”Preaching of Islam”, menulis : dalam abad pertama pemerintahan Arab, berbagai gereja Kristen diperlakukan dengan toleransi dan diberikan kemerdekaan beragama. Namun selama masa pertempuran dengan Bizantium, Khalifah-khalifah mengalami beberapa hal, - seperti pengkhianatan Nikhoporos,- yang menyebabkan mereka ragu-ragu akan kesetiaan rakyat yang beragama Kristen. Mungkin itu salah satu sebabnya Khalifah Harun ar-Rasyid memerintahkan supaya orang Kristen memakai baju khusus dan memecat mereka dari jabatan-jabatan baik.

Tetapi Abu Yusuf (penasehatnya) kemudian mengingatkan: ”Adalah menjadi kewajiban Pemimpin kaum Mukmin memperlakukan dengan baik mereka yang mempunyai perjanjian dengan Rasul. Tuan wajib menjaga supaya mereka jangan dianiaya atau diperlakukan dengan tidak semestinya, ….karena diceriterakan tentang Rasulullah, bahwa ia pernah mengatakan, barangsiapa menganiaya seorang zimmi atau menimbulkan beban kepadanya melebihi kemampuannya, maka akulah yang akan mendakwanya. Dan barangsiapa menyiksa orang zimmi, maka ia menyiksa daku. ”

Umar r.a. juga memerintahkan Usman : ”Aku serahkan kepadamu untuk mengurus kaum zimmi yang mempunyai perjanjian dengan Rasulullah. Jagalah supaya perjanjian dengan mereka terpelihara dan belalah mereka terhadap musuh”. Dengan kata-kata yang sama pula Ali r.a. memberi perintah kepada Muhammad Ibn Bakr, Gubernur Mesir tahun 36 H.

Ini berarti, amanat Muhammad s.a.w. tersebut bukan hanya untuk waktu sesaat itu saja, tetapi sepanjang masa. Kalau perintah itu diberikan untuk melindungi kaum Nasrani dalam negara-negara taklukan beliau, apatah lagi di negara RI yang sudah berusia 74 tahun ini ! Umat Nasrani dan non Muslim lainnya di negeri ini bukan umat negara taklukan, tetapi umat yang ikut berjuang bersama umat beragama lainnya sehingga ikut berhak menjadi pemilik negeri ini.

Kalau dalam masa perjuangan kemerdekaan tokoh-tokoh besar pendahulu kita dapat bahu-membahu dalam suasana pluralistis, - dalam perbedaan agama, suku, warna kulit bahkan rambut, - mengapa sekarang kita tidak dapat melakukan hal yang sama. Bergotong royong memperbaiki kondisi negeri yang banyak dirundung malang ini atas dasar kebersamaan, - dari pada berpikir kelompok, sektarian, separatis atau berbedaan yang hanya akan memecah-belah.

Setiap pemeluk agama ditantang membuktikan kebaikannya bagi kehidupan bersama, tidak saja sesuai yang tertulis dalam Kitab Suci atau tutur khotbah tetapi juga dalam amalnya bagi kemaslahatan bangsa. Seorang pengarang Muslim pernah menulis, ”Orang tertarik kepada Islam karena nyanyiannya tetapi orang tertarik kepada Kristen karena tariannya”.

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *