Thursday, September 18, 2014

BLK NEGERI UNTUK TKI, PENSIUNAN PUTUS SEKOLAH




            Salah satu program utama pemerintahan Jokowi-JK yang akan datang adalah bidang pendidikan. Bicara soal pendidikan, biasanya langsung terbayang Pendidikan Dasar seperti SD, SLTP dan SLTA serta  Pendidikan Tinggi seperti Universitas dan Akademi.
           Ada satu hal yang patut mendapatkan perhatian dalam dunia  pendidikan kita, yaitu banyaknya angkatan muda yang putus sekolah di tengah jalan karena kesulitan biaya atau oleh sebab lain.
          Banyak pula yang setelah lulus pendidikan sulit mendapatkan lapangan kerja. Sampai-sampai ada seorang sarjana yang baru-baru ini mengajukan  ijin legalisasi  untuk bunuh diri akibat putus asa setelah ia berulang kali mengalami kegagalan dalam melamar pekerjaan.Salah satu sebabnya mungkin karena kurangnya ketrampilan.
           Sebagai saah satu jalan keluarnya agaknya perlu diperbanyak balai-balai latihan kerja. Kalau bisa di tiap Kecamatan Pemerintah membangun minimal satu Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan ketrampian dan keahlian kepada pemuda-pemuda dan siapa saja yang ingin melakukan peningkatan diri dengan mendapatkan ketrampilan sesuai yang diminatinya.
           Mereka diarahkan untuk kelak dapat menjadi wiraswasta muda  yang dapat menciptakan usaha sendiri, bahkan juga dapat membantu dan menampung para pencari kerja lainnya.
         Disamping para instruktur pelatihan, di tiap BLK juga disediakan inovator untuk membangkitkan dan meningkatkan semangat para peserta didik  untuk mandiri serta mampu melihat peluang-peluang berusaha yang mungkin sudah tersedia.
          Mengapa perlu diperbanyak  BLK-BLK Pemerintah yang dapat dengan mudah  dimasuki warga  masyarakat tanpa terlalu banyak persyaratan (asal mampu baca tulis atau menyimak) ?
          Kenyataan menunjukkan, pelatihan-pelatihan untuk mendapatkan ketrampilan selama ini umumnya diadakan oleh  lembaga-lembaga swasta atau intern perusahaan. Sebagai perusahaan, tujuan mereka tentunya mengejar keuntungan sehingga mereka akan mematok biaya yang relatif mahal.
         Pelatihan untuk para Pembantu Rumah Tangga (PRT) atau TKI misalnya, selama ini dilaksanakan oleh para penyalur PRT atau TKI tanpa dapat diketahui hasilnya memadai atau tidak.
        Demikian pula banyak warga masyarakat yang sesungguhnya masih merupakan angkatan kerja potensial, atau para siswa putus sekolah yang ingin mendapatkan ketrampilan tertentu tetapi  sulit menemukan tempatnya.
       Contoh lain, pernah terjadi seorang prajurit TNI yang secara profesional ketrampilannya hanya pegang senjata, ketika pensiun dalam usia limapuluhan, merasa masih memiliki kemampuan untuk berkarya, tetapi bingung mau melakukan apa karena tidak mempunyai ketrampilan lain.     
        Hal yang sama juga bisa terjadi pada pensiunan pegawai negeri sipil yang hanya mempunyai ketrampilan pada bidang tugasnya sebelum pensiun. Mereka perlu diberikan wadah untuk mendapatkan ketrampian baru dengan biaya murah.***
         
           

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *