Thursday, September 18, 2014

KORUPSI SEBAGAI BENCANA KETURUNAN

        “Gajah meninggalkan gading, harimau meninggalkan belang”. Begitu pepatah lama yang bermakna, bahwa perilaku seseorang sekalipun telah meninggal tetap akan dikenang oleh generasi berikutnya sesuai dengan perilakunya itu.
       Bila berperilaku baik, maka ia akan dikenang sebagai  sesepuh yang baik dan segenap keturunannya dari generasi ke generasi  akan merasa  bangga menjadi keturunannya.
        Sebaliknya, apabila perilakunya buruk maka ia akan dikenang sebagai orang tercela atau tidak baik. Ini mau tidak mau akan senantiasa memberikan citra buruk atau aib kepada keturunannya dan ini sebuah bencana.
        Atas pemahaman inilah maka umumnya setiap orang akan berusaha selalu menjaga nama baiknya dengan menghindari segala tindakan yang tidak terpuji. Bukan saja untuk keturunannya tetapi juga lingkungan keluarga. Baik keluarga dekat ataupun keluarga besar, terlebih yang selalu membawa-bawa marga di belakang namanya.
      Perbuatan korupsi, selingkuh, melakukan tindakan kriminal akan sangat mempermalukan keluarga yang sebetulnya tidak bersalah : mereka akan mendapat cemohan, dijauhi, bahkan mungkin akan dikeluarkan dari komunitasnya. Anak-anak diolok-olok  teman-teman  lalu malu pergi sekolah.
      Karena itu sangat disayangkan kalau belakangan ini banyaknya tokoh-tokoh negeri ini, baik dari pemerintahan maupun para politisi dan penegak hukum, yang kemudian tiba-tiba masuk penjara karena korupsi. Padahal sebelumnya mereka adalah  idola dalam keluarga dan masyarakat luas.
      Beberapa diantaranya sebelumnya nampak gagah dalam seragamnya dengan bintang-bintang  jendral di pundak dan berbagai lencana bintang penghargaan didadanya, tapi eh...., tiba-tiba harus menggunakan jaket kuning KPK masuk kerangkeng besi.
      Beberapa menduduki jabatan tinggi  terhormat di Istana, tetapi  akhirnya pada masa tuanya masuk kerangkeng besi juga. Hanya beda-beda dikit dengan  kandang harimau.
       Kalau kini  mulai ada lagi sejumlah lainnya yang  diperiksa KPK meski baru sebagai saksi, maka itu sudah merupakan lampu kuning, sebab biasanya tidak lama setelah itu, mereka pun dapat dikenakan  jaket kuning  gratis KPK. Pakai jaket pesakitan  KPK tidak apa-apa, “tapi malunya ini....”***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *