Sunday, September 21, 2014

KUCING NABI DAN SI PEKIAU YANG HILANG PULANG PAKAI MINYAK WANGI



       Ketika kami pindah rumah, hewan-hewan piaraan kami semua ikut boyong. Nuvo, si Dalmesion palsu asal Menteng yang sudah mulai pikun, si Doly dan Dogy yang dulu  diuber-uber orang  kampung dengan kayu untuk dibinasakan, juga ikut. 
        Sekarang,  kalau mendengar suara azan menjelang subuh, mereka suka ikut melolong berkepanjangan. Membuat kami agak risih dengan tetangga yang mengelilingi kami. Jangan-jangan mengganggu menyamanan tidur mereka. Apalagi mereka kami tempatkan di lantai 2.
       Bukan saja ketiga hewan  penjaga ini yang  ikutan. Si Bule, di Pekiau keduanya jantan, dan si Pang Pang si meong perempuan juga tak ketinggalan.
      Tapi sayang si Bule, yang dilepas dari kandang oleh anak sulung kami segera setelah kami pindah, pergi dan  tidak kembali. Sudah dicari-cari sekeliling kompleks tidak ketemu. Mungkin ia balik lagi dari Cimanggis ke Ciapus Bogor tempat tinggal kami dahulu sejarak  sekitar hampir 100 km.
      Biasanya kalau baru pindah tempat, hewan-hewan peliharaan kami dikurung dulu untuk  adaptasi tempat. Tetapi anak kami merasa kasihan melihat kucing putih kesayangan yang selalu dibawanya ke tempat tidur itu terkungkung dalam kurungan.
     Ternyata tidak semua tetangga kami  senang dengan kucing. Suatu ketika ada yang memberi tahu seseorang membawa-bawa kayu, katanya untuk memukul kucing yang berkeliaran. Dan pada suatu hari  salah seekor kucing baru yang datang menumpang bersama kucing-kucing kami, kami temukan dalam keadaan sudah tak bernyawa  dalam got depan rumah kami.
      Padahal, menurut  eramuslim.com , Nabi Muhammad sendiri adalah penyayang kucing.  Salah satu kucing kesayangannya diberi nama Mueeza. Dan untuk  hewan kesayangannya ini, beliau lebih memilih memotong tangan jubahnya yang sedang ditiduri kucingnya itu daripada membangunkan dari tidurnya yang lelap.

    Dan syukurlah, ada juga rupanya tetangga yang berkelakuan baik terhadap mahluk-mahluk  yang anti hama tikus ini. Selama beberapa hari si Pekiau si jantan  bertampang monyet itu menghilang. Biasanya kalau dipanggil untuk makan langsung mel. Tapi selang hari ketiga ia datang, dan ......tercium bau wewangian. Rupanya anak tetangga yang penyayang binatang telah “menyandra” di Pekiau sambil mendadaninya. Mulanya, kelinci kesayangannya lepas dan tidak pulang-pulang. Maka ketika Pekiau  datang iapun ditahan, dan ketika kelincinya  tiba-tiba muncul lagi  Pekiaupun dibebaskan.***



No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *