Saturday, September 27, 2014

KETAKUTAN PADA JOKOWI YANG “DIAM-DIAM TEGAS” ?



 Pertemuan Presiden  terpilih Jokowi  bersama  Tim Transisinya dengan pimpinan KPK yang membahas berbagai program kerja bersama dalam melibas para koruptor di masa mendatang, tambah membuat deg-degan  orang-orang  yang berindikasi korupsi beberapa waktu lalu.

       Apalagi Jokowi yang terkenal jujur dan tidak ada beban masalah masa lalu, adalah orang yang “diam-diam  tegas”. Masih ingatkah leluconnya  pada suatu ceramahnya ketika membedakan caranya  sebagai Gubernur DKI  menindak bawahan  yang salah dengan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama?  “Kalau pak Ahok   mencak-mencak memarahi   kemudian memecatnya, maka saya  diam-diam, tetapi besok (jabatan yang bersangkutan) sudah hilang”.

       Siapa yang tahu apa yang telah dibahas bersama pimpinan KPK yang sudah banyak menyeret koruptor kakap itu ?  Nama-nama siapa gerangan yang tercantum  dalam daftar nama orang-orang berindikasi korupsi yang telah diserahkan ke Presiden terpilih ?

       Bukan tidak mungkin termasuk juga nama-nama sejumlah petinggi partai  yang dahulu disebut-sebut dalam kasus-kasus masa lalu tapi  pengusutannya  tidak tuntas karena memang sengaja dilakukan tidak sungguh-sungguh.

       Ada  bekas pejabat yang menandatagani cek bernilai miliyaran rupiah, - yang mengaku cek itu kemudian digeletakan begitu saja di meja kemudian “hilang,” tetapi terakhir ditemukan di bank sudah diuangkan oleh orang yang dikatakan ber KTP palsu.

       Lalu beberapa tokoh partai yang nama-namanya disebut-sebut menerima uang dalam  kasus korupsi di Kementerian Kehutanan, tapi belum ada tindak lanjutnya.

       Yang sekarang sudah disebut-sebut jaringan mafia minyak.    Ketika Tim Transisi mewacanakan  pembubaran  Petral yang selama ini dinilai sebagai salah satu wadah tempat bercokolnya mafia minyak, mulai ada  reaksi. Nah, mulai muncul pembela-pembelanya, bisa jadi jalan masuk.

       Banyak lagi kasus-kasus yang perlu dituntaskan. Kasus tuntutan ganti rugi korban  lumpur Lapindo yang tidak kunjung diselesaikan  Aburizal Bakry, tuntutan dari  LSM-LSM dan keluarga  atas penghilangan  13 aktivis 1988 dan lain-lain.

      Dugaan adanya ketakutan akan sikap  diam-diam Jokowi  dan tidak  banyak bicara inilah yang mungkin tambah menakutkan  orang-orang  yang bermasalah pada waktu lalu sehingga  mereka berusaha menjegalnya. Kalau  langkah   Ahok yang  ceplas-ceplos dengan mudah dapat ditebak, lain halnya dengan Jokowi. Apa yang dipikirkan tidak mudah ditebak.

       Apalagi Ahok sudah nemberi saran kepada Jokowi untuk  nanti melacak asal-usul kekayaan orang-orang yang mencurigakan. Melalui instrumen pajak kah, pembuktian terbalik kah dst.dst. ***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *