Friday, September 26, 2014

SANDIWARA ALA KURAWA-PANDAWA DI DPR



                           Menonton sidang DPR tanggal 25 September 2014 sampai subuh tgl 26 di layar televisi, layaknya menonton  kisah pertikaian Kaum Kurawa dari Astina Pura dengan para Pandawa dari Amarta. Siasat tipu dan kelicikan nampak dipertontonkan kepada seluruh rakyat negeri ini, bahkan hampir terjadi “brata yuda” di atas panggung pimpinan.                                                                         
                                Kalau kubu KMP dan Demokrat yang diwakili kaum Kurawa yang terkenal licik dalam hal memperdaya lawannya, maka yang kubu PDIP, Hanura dan PKB yang merasa seperti tertipu dan dipermainkan, dapatlah diibaratkan kaum Pandawa yang berhasil diperdaya Kurawa melalui arena “judi”.                                         
                              Dalam “permainan” ini, nampaknya memang sudah ada skenario dari pihak kubu KMP, terlihat dari adanya komunikasi khusus antara jubir Demokrat dan Ketua Sidang yang juga dari kubu KMP  yang nampaknya tidak disadari  kebanyakan peserta sidang..
                            Sebab kalau tidak, mengapa Ketua Sidang Priyo Budi Santoso yang juga Ketua DPP Golkar itu beberapa kali menawarkan kesempatan pertama kepada Jubir fraksi Demokrat Benny K.Hartman berbicara sebelum mereka angkat kaki !! 
                           Ada dugaan, Demokrat sengaja mengajukan usul alternatif ketiga yang mengajukan 10 syarat mutlak ditambah harus diterima secara musyawarah/mufakat oleh seluruh anggota kl. 560 orang itu, yang nyaris impossible  itu, - hanya  sandiwara belaka.
                            Ketua sidang diatur supaya “pura-pura” menolak alternatif ketiga ini, lalu di pengusul “pura-pura” ngambeg dan dan mengeluh usul mereka tidak diperdulikan dan ditolak mentah-mentah. Dan dengan itu mereka ada alasan untuk abstain atau walkout.  
                        Sandiwara ini baru disadari ketika, Benny K.Hartman menginstruksikan lebih dari 100  anggotanya Walkout, justru setelah  kubu PDIP, Hanura dan PKB memberikan dukungan kuat sambil memperjuangkan kepada Pimpinan Sidang agar usul ketiga itu ditampung !!
                         Ibarat orang tua calon pengantin laki-laki berjuang mendapatkan persetujuan calon besan atas lamaran anak mereka dan hampir disetujui, tiba-tiba anak mereka sendiri balik membatalkan.
                       Akibatnya kubu PDIP, HANURA dan PKB yang semula berpengharapan dapat ikut memenangkan voting jadi kecewa berat.  Dengan komposisi suara yang timpang itu, mereka tahu pasti akan kalah. Demikian pula Demokrat pasti tahu itu, dan mungkin memang itulah  tujuan rekayasa  mereka.
                         Sebetulnya kalau mau, PDIP, Hanura dan PKB bisa menggagalkan pelaksanaan voting dengan ikut walkout yang menyebabkan quorum tidak tercapai sehingga voting tak dapat dilanjutkan.                
                        Berarti pengambilan keputusan tertunda dan pembahasan dapat dilanjutkan oleh DPR hasil Pemilu Legislatif 2014 yang memang lebih kababel. Mereka juga akan mendapat tambahan kekuatan baru dari kawan anggota DPR dari partai pendatang baru, Nasdem.
                        Mungkin kubu PDIP sengaja mengambil langkah itu sekalipun tahu akan kalah, tetapi kalah dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat. Daripada ikut angkat kaki keluar dari arena perjuangan itu yang sungguh tidak elok.  Kalah di DPR, tapi menang di hati rakyat***
 

                       

2 comments:

Anonymous said...

Kembali lagi ke Orde Baru nih......tikus licik tikus bertingkah tengik....

Sam Lapoliwa said...

Ya, tokoh-tokoh populer dicintai rakyat seperti Ali Sadikin, Kemal Idris, Jend. Hidayat , Sarwo Edi Wibowo, Jed. Hugeng dll yang dulu dipinggirkan. Kini Jokowi, Ahok, Ridwan Kamil, Ibu Rismarini sebentar lagi akan disingkirkan, kepada rakyat akan mereka sodorkan pemimpin-peminpin misterius bayaran. Sesudah UUMD3 dan Pilkada, kini sudah mulai diutik-utik UU KPK.

Contact Form

Name

Email *

Message *