Friday, October 3, 2014

PERPU MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN MEMBUAT MASALAH BARU



        Presiden SBY telah mengeluarkan dua Perpu (Peraturan Pengangganti Undang-Undang) untuk mencabut Undang-Undang Pilkada tidak langsung dan memberlakukan Pilkada langsung dengan beberapa perbaikan.

        Namun banyak pengamat yang skeptis akan efektivitas Perpu itu karena Perpu itu nanti masih harus mendapat persetujuan  DPR. Sedangkan komposisi kekuatan Koalisi Merah Putih (KMP) yang mendukung Pikada Tidak langsung kini lebih dominan. Sekalipun Partai Demokrat ikut memberi dukungan, belum juga dapat mengimbangi dominasi KMP tsb.

         Kemungkinan kegagalan di atas, pasti sudah dapat diprediksi oleh SBY, tapi tetap saja dilakukan. Paling sedikit untuk mencoba cuci tangan dari tanggung jawab lolosnya UU Pilkada tidak langsung, sekaligus berusaha memperbaiki citranya akibat banyaknya kecaman rakyat di dalam dan di luar negeri .

        Meskipun secara lisan SBY berulang-ulang berkata ia mendukung Pilkada langsung, namun sulit dipercaya, karena  dalam proses pembahasan RUU Pilkada ini sebelumnya Partai Demokrat pimpinan SBY selalu melaksanakan kebijakan yang berlawanan. Sebagai Presiden, ia juga tetap membiarkan pembantunya, Menteri Dalam Negeri aktif membahas RUU bermasalah ini di DPR. Terkesan SBY tidak jujur, tidak sungguh-sungguh dan tulus dengan pernyataan-pernyataan mengenai  posisinya dalam UU Pilkada ini. Secara terbuka kepada rakyat mengaku berpihak pada Pilkada langsung, tetapi secara tertutup mungkin ia mengistruksikan Menteri Dalam Negeri dan Partainya mendukung dan berpihak pada pihak pendukung Pilkada tidak langsung. Dan faktanya yang dilaksanakan adalah yang terakhir ini.

      Jadi, karena Perpu ini nanti masih akan menempuh proses yang akan menimbulkan berbagai perdebatan lagi, sidang-sidang lagi, yang memboroskan uang, waktu dan energi, sedangkan hasilnya diprediksi hanya akan sia-sia, maka sesungguhnya apa yang dilakukan SBY ini hanya menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru. Membuat situasi sosial politik makin tidak konduksif yang berakibatnya juga memperburuk kondisi perekonomian.***

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *